Tuesday, August 12, 2014

[Puisi] Pohon Waktu


Pohon Waktu

Waktu telah menyampaikanku
pada daun-daun. Akar-akar
tak lantas pongah menunjang batang
dan tumbuhkan tunas-tunas
tetap diam sebagai sepi
Di bawah tanah tempat semua kembali
Tapi tidakkah terlalu dini untuk
mengkhidmati napas ketika hari
mengantarkan kicau burung
lantunkan puja puji
Maka berjalanlah aku ke arah barat
Ke kaki gunung di mana sebuah legenda
tak lagi terdengar kecuali julang tubuhnya
yang menjelma jadi perahu terbalik
Di sini kembali aku mengenal tanah
dan menyembah matahari
hingga akhirnya air langit pun jatuh
di telapak tanganku dan menumbuhkan
tunas-tunas muda di jari-jemariku

Subang, 04 Agustus 2014


Tentang Tanah

Bahkan tanah pun meminta restu langit
menghidupkan bumi
mengikhlaskan merahnya sebagai darah
yang kuteteskan di ujung kemarau nanti

Subang, 04 Agustus 2014

No comments:

Post a Comment