Tuesday, November 6, 2012

Burung Hud-Hud atau Manusia Burung?

Sehubungan dengan tulisan sebelumnya tentang "Keganjilan Lambang Negara RI", penulis pun memiliki sebuah gambar yang merupakan dokumentasi pribadi. Gambar ini diambil pada hari Selasa tanggal 7 Juni 2011 di Candi Borobudur, Magelang. Sebagaimana terlihat di atas, mungkinkah ini adalah citraan manusia-burung yang merupakan cikal bakal burung Garuda yang sekarang menjadi lambang Negara Republik Indonesia?

Temuan selanjutnya yang cukup menghebohkan, tidak hanya bagi penulis maupun kaum intelek --dalam hal ini ilmuan adalah, hubungan antara manusia-burung dengan kisah Nabi Sulaiman. Kisah nabi yang satu ini dapat dilihat dari kitab Suci Al-Qur'an dari sub-tema Pembicaraan Sulaiman dengan Burung Hud-hud. "Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.... (Q.S. An Naml:22-27). Dalam catatan kaki, disebutkan bahwa Saba adalah nama kerajaan di jaman dahulu, ibu kota Ma'rib yang letaknya dekata kota San'a ibu Yaman sekarang.

Akan tetapi, berdasarkan penelitian, sebagaimana yang Fahmi Basya perlihatkan lewat flying  ebook-nya berjudul "Saba Versi Al-Qur'an", tidak ditemukan adanya hutan di Yaman (Q.S. Saba: 15), tidak ada tempat bersujud Kaum Saba (Q.S. An Naml: 24), dan tidak ada bukti bangunan yang berdiri di lembah di antara dua hutan (Q.S. An Naml: 40). Sebagaimana yang kita tahu, Nabi Sulaiman diceritakan mendatangi seorang Ratu bernama Bilqis beserta kaumnya yang menyembah matahari (Q.S. An Naml: 24). Dan, kedatangan Nabi Sulaiman ke negeri Saba ini didapatkan dari pesan burung Hud-hud yang menyuruhnya untuk pergi ke sana, ke tempat pertemuan di istana yang orang Jawa sekarang sebut Istana Ratu Boqo (Bilqis).

Tempat ini (Saba) jika ditelaah secara etimologis, bisa diambil dari akar bahasa Jawa dimana Saba berarti pertemuan, dan Wana --tempat dimana istana ini berdiri-- berarti hutan. Sampai sekarang, tempat itu masih ada, yakni Wanasaba, atau Wonosobo. "Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah hutan di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun." (Q.S. Saba: 15).

Sejatinya, Al Quran adalah sebaik-baik tafsir dan Allah Swt telah memeliharanya, sebagaimana Ia memelihara ayat-ayat yang masih bisa kita lihat sampai detik ini. "Dan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya. (Q.S. Al Furqon: 33). Ayat ini pun ada pada kisah Nabi Nuh, dimana kapalnya ditemukan di Puncak Gunung Ararat. "Dan sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai ayat (pelajaran), maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (Q.S. Al Qomar: 15).

Permasalahannya sekarang adalah, mungkinkah seekor burung mampu mengetahui sebuah negeri di saat dia terbang lantas memberitakan kepada Nabi Sulaiman tentang pertemuan yang dilakukan oleh Kaum Saba dan ratunya? Tidakkah mungkin jika burung itu adalah manusia yang berperawakan seperti burung seperti yang gambar di salah satu relief candi Borobudur itu perlihatkan? Yang pasti, Negari Saba itu ada, pun dengan hutannya. Bahkan nama nabi pun sampai sekarang digunakan sebagai salah satu nama kota di Yogyakarta, yakni Sleman.[]

Di bawah ini, akan diperlihatkan kembali secara close-up manusia-burung yang tampak di salah satu relief Candi Borobudur itu. Dan semoga, ini bisa menjadi pelajaran bagi siapa saja yang memperhatikannya. [NS]


Gambar: Dokumen Pribadi.

No comments:

Post a Comment