Pohon
Waktu
Waktu
telah menyampaikanku
pada
daun-daun. Akar-akar
tak
lantas pongah menunjang batang
dan tumbuhkan
tunas-tunas
tetap
diam sebagai sepi
Di bawah
tanah tempat semua kembali
Tapi
tidakkah terlalu dini untuk
mengkhidmati
napas ketika hari
mengantarkan
kicau burung
lantunkan
puja puji
Maka
berjalanlah aku ke arah barat
Ke kaki
gunung di mana sebuah legenda
tak lagi
terdengar kecuali julang tubuhnya
yang
menjelma jadi perahu terbalik
Di sini
kembali aku mengenal tanah
dan
menyembah matahari
hingga
akhirnya air langit pun jatuh
di
telapak tanganku dan menumbuhkan
tunas-tunas
muda di jari-jemariku
Subang,
04 Agustus 2014
Tentang
Tanah
Bahkan
tanah pun meminta restu langit
menghidupkan
bumi
mengikhlaskan
merahnya sebagai darah
yang kuteteskan
di ujung kemarau nanti
Subang,
04 Agustus 2014
No comments:
Post a Comment