Persepsi seseorang terhadap sikap tak
nyaman orang lain lebih dominan dari pada sikap yang membuat nyaman dirinya.
Mengapa? Jelas ada yang salah di sana. Mungkin harus ada waktu untuk
mempertimbangkan kemungkinan atau faktor-faktor apa saja yang membuat seseorang
bersikap demikian. Hal-hal seperti latar belakang pendidikan, keluarga, adat
istiadat, warisan pergaulan dan sebagainya.
Di dunia pekerjaan, atau bahkan di
dunia mana pun yang memungkinkan terjadinya adaptasi sosial, persepsi semacam
ini kerapkali muncul. Seorang yang baru masuk wilayah baru jika tidak bersikap
introvert maka dia akan bersikap ekstrovert, walau yang terakhir ini pun bukan
berarti tanpa hambatan. Sungguh, bisakah seseorang menerima sosok baru yang bersikap
sok kenal dan sok dekat (SKSD) terhadap dirinya? Jika sifat orang yang
dihadapinya tak jauh beda dengan orang itu, tak lantas menjadi masalah. Tapi
jika benar-benar berbeda, sikap seperti itu hanya akan membuat dirinya malu
bahkan dianggap menyedihkan.