Tidak bisa tidak jika media massa punya pengaruh yang kuat perihal pencitraan di negeri ini. Produk apa pun itu, ketika ia mulai dipublikasikan dan hal yang sama diulang di kemudian hari bahkan berulang-ulang, maka akan muncul citra tersendiri. Citra ini lantas melekat pada produk yang menjadi mainstream di kalangan masyarakat. Lagu Malaysia adalah salah satu dari "korban" citra itu.
Lagu-lagu dari negeri Jiran yang oleh masyarakt kita disebut lagu Melayu ini, menjadi identik dengan lagu yang mendayu-dayu. Lagu cengeng berbicara cinta: jatuh cinta, putus cinta dan hal-hal yang berhubungan dengan cinta. Mungkin publikasi gencar di media massa seperti televisi yang dominan menyuguhkan lagu-lagu mendayu musisi Malaysia menjadikan lagu Melayu tak lepas dari citra cengeng ini. Benarkah demikian?
Perkenalan saya dengan lagu melayu diawali semasa SMP di tahun 1996 ketika sebuah stasiun televisi menyiarkan video klip Siti Nurhaliza berjudul "Aku Cinta Padamu," Jauh sebelum itu, televisi dan radio telah sering pula memutar lagu-lagu seperti Isabela-nya Amy Search, Suci Dalam Debu-nya Iklim, Gerimis Mengundang-nya Slam, Di Sana Menanti Di Sini Menunggu-nya UKS (dibacaL UKAYS), dan banyak lagi yang lainnya. Just for your information, lagu-lagu di awal 90-an itu memang masih diputar dalam hitungan tahun lamanya.
Tidak seperti lagu di zaman sekarang yang kemarin baru dibikin, hari ini diputar, besok sudah hilang. Maka tidak aneh jika lagu-lagu lama itu, sekalipun kita tidak benar-benar menghapal liriknya, tapi kita hafal dengan sendirinya di saat kita menyanyikannya. Yang menarik adalah bahwa semua lagu-lagu Melayu yang populer itu benar-benar mendayu-dayu. Benar-benar selow melow abis, kalau kata Generasi 90-an mah.
Ketenaran lagu-lagu Melayu dari tanah Malaysia itu tidak bisa dimungkiri mendapat hati tersendiri bagi para pecinta lagu di tanah air. Tak terkecuali kakak saya yang gondong berbalutkan celana jeans cutbray dengan kemeja dibuka telanjang dada mirip vokalis U'Camp (bukan band Malaysia) yaitu Rudi. Saya tidak tahu apakah Rudi suka masuk angin atau tidak. Tapi kakak saya iya. Satu yang pasti, kakak saya bernama Yana yang sudah tergila-gila dengan lagu Melayu ini hampir setiap bulan membeli kaset-kasetnya. Setiap hari kaset-kaset itu diputarnya di dalam kamar tak ubahnya angkot full musik. Mau tidak mau telinga saya pun kebagian getah suaranya.
Oleh sebab santernya orang-orang berkata jika lagu melayu itu adalah lagu cengeng, maka citra itu pun sampai ke saya juga. Lebih baik saya mendengarkan Guns Roses atau Scorpion atau apa pun itu yang penting bukan lagu Melayu. Tapi siapa yang tahan jika di rumah kakak memutar kaset-kaset koleksinya itu? Tak hanya itu, televisi dan radio yang dinyalakan pun pasti diarahkan ke lagu-lagu Melayu. Seperti istilah dalam lagi, saya merasa terpenjara di rumah sendiri dengan lagu-lagu Melayu Milik kakak sampai pada akhirnya muncul juga rasa kepenasaran saya. Seenak apa sih sebenarnya lagu Melayu dari band-band Malaysia itu? Apa benar lagu melayu itu cengeng-cengeng, seperti yang diputar di radio juga televisi?
Pada saat itu, ketika saya menginjak kelas dua tahun 1997, negeri ini diramaikan kembali dengan lagu dari band yang sempat menjadi primadona di belantika musik tanah air di tahun 1991. Sebuah band dengan nama yang bagus dan lagu yang tidak kurang bagusnya. Band itu bernama Exist, dan lagunya yang berjudul "Mencari Alasan" sempat dengan cepat merajai chart di banyak program musik di televisi juga radio. Secara berjamaah orang-orang memutar dan menyanyikan lagi yang lebih mirip hymne lagu dari semua lagu Melayu yang sempat ada dan diputar di negeri khatulistiwa ini.
Saat itu band dengan vokalis Ezad ini mempopulerkan lagi "Buih Jadi Permadani" yang dalam album Jangan Gentar (1997) sebenarnya berjudul "Mengintai Dari Kamar." Entah apa alasannya judul itu jadi berubah ketika diputar di negeri ini. Apa mungkin terkesan mistis? Atau, terkesan seperti lagi dengan tokohnya yang suka ngintip orang? Atau, lebih parah lagi, terkesan dan seolah-olah judulnya lebih mirip lagu perampokan. Saya tidak tahu, tapi yang pasti lagu itu membius semua orang, tak terkecuali kakak saya yang pada akhirnya, entah untuk ke berapa kalinya membeli kaset dari band yang menjadi favoritnya itu.
Tak dinyana, kakak saya memang mengoleksi kaset-kaset band Exist sejak kemunculannya di tahun 1991 dengan album perdananya berjudul "Mencari Alasan" itu. Seberapa bagus dan seenak apa sih lagu-lagu mereka? Penasaran, saya pun sembunyi-sembunyi memutar album kaset "Jangan Genta" ini dan mendengarnya. Hasilnya, pandangan saya berubah 360 derajat. Dengan berani saya berkata kalau lagu-lagu Malaysia itu tidak cengeng seperti yang orang bilang.
Track kedua setelah lagu "Mengintai Dari Kamar" yang berjudul "Aku Takkan Bunuh Diri" ternyata bisa dibilang cukup nge-beat. Juga lagu ketiga yang diambil sebagai nama album itu, yakni "Jangan Gentar", sedikit pun tak ada kesan cengeng atau selow-melow. Apa lagi ketika saya mendengar lagu keempat (Lari-Larilah), jujur nge-rock abis. Ga kalah nge-rocknya dengan Jamrud atau Boomerang sekalipun. Lagu nge-beat masih tampak di lagu "Oh! Benih Adam dan "Cari Beli Pinjam Api". Walau begitu, ada juga lagu lain yang masih tetap selow.
Satu dari lagu yang saya inget sampai sekarang justru bukan lagu-lagu yang saya sebutkan tadi, akan tetapi lagu berjudul "Hani Lempengnya Hangus." Sampai detik ini saya tidak tahu apa arti kata "lempeng" itu. Makanan macam apa itu? Akan tetapi, lagu tentang wanita bernama Hani yang tidak bisa memasak ini saya anggap sebagai lagu yang enak didengar, bahkan mungkin yang terbaik. Lagu inilah yang sebenarnya mengubah pandangan saya tentang lagu Malaysia atau Melayu yang digadang-gadang sebagai lagu cengeng.
Beberapa tahun yang lalu, saya pun sempat mendengar album "Bunga Emas" (2003) besutan band Iklim. Lagi, saya mendapati lagu yang nge-rock abis. Lagu mirip Bang Haji Oma berjudul "Hutang" karena diawali dengan lirik gali lobang tutup lobang/pinjam uang bayar utang, lalu Bikin Ribut", "Semut", dan "Rupa Naga" adalah beberapa lagu yang bisa saya sebut garang untuk band yang satu ini. Tidak hanya itu, lirik mereka pun tak lagi berbicara cinta melainkan fenomena sosial, budaya bahkan politik. "Rupa Naga"misalnya bercerita tentang pemimpin yang otoriter. Punya banyak pasukan dan berkuasa dengan tangan besinya. Berharap raja adil memimpin negeri. Entah dalam konteks seperti apa sang penulis membuat lirik lagu ini, tapi saya pikir, tidak hanya liriknya saja yang bagus, harmonisasi lagu yang ciamik dengan garukan gitar yang garang dan teriakan suara serak basah Saleem membuat lagu-lagunya jauh dari kata melow atau loyo.
Saya pikir, citra semacam itu harus dihilangkan dari masyarakat kita ini. Jangan sampai hanya karena kita yang lebih sering mendengar lagu-lagu Malaysia yang melow, sekonyong-konyong kita beranggapan jika lagu-lagu Melayu itu cengeng dan mendayu-dayu. Nyatanya, saya sudah membuktikan jika lagu-lagu Melayu punya harkat dan derajat yang sama untuk disejajarkan dengan lagu tanah air yang lain yang lebih terkenal atau populer dilihat dari segi musikalitas, kreativitas, eksplorasi, keterampilan, tidak terkecuali genrenya. Seperti halnya manusia, tidak bisa kita menilai seseorang hanya dari wajahnya saja. Coba tengok juga bahasa, kepribadian dan hatinya. Memang hanya karena bicaranya pelan itu berarti otaknya pelan juga? Tidak selamanya toh?
Pun demikian dengan lagu-lagu Melayu, khususnya lagu-lagu dari band-band Malaysia. Banyak dari lagu-lagu mereka yang nge-rock, nge-beat dan ajeb-ajeb yang jauh dari kata melow dan cengeng. Karena memang kalau kita sudah tahu isinya, lagu Malayu itu tak selalu dan tak pula semuanya mendayu-dayu. [Saswaloka/Fim Anugrah]
Rumahduka, 31 Januari 2018
Salam perkenalan. Terima kasih sudi singgah blog GV. Dan terima kasih juga kerana minat lagu -lagu Malaysia. Lempeng tu mmg sejenis makanan. Ianya seperti pancake malay version. Lagu2x Malaysia tidak semua jenis jiwang atau mendayu-dayu. Cuba cari lagu kumpulan Exist berjudul Penilisin. Lagu ini lebih rock daripada lagu Hani Lempengnya Hangus. Kumpulan Search ada keluarkan album pada tahun 2006 berjudul Gothik Malam Edan. Anda pasti suka album ini nanti. :)
ReplyDeleteSalam kenal juga. Terima kasih sudah singgah kemari. Tak kurang terima kasih juga atas rekomendasinya. Exist-Penisilin dan Search Ghotik Malam Edan, ya? Hmm, pantas dicoba nih.
DeleteLagu melayu Faizal Tahir berjudul Sejati pun best. Boleh dengar di link ini >> https://www.youtube.com/watch?v=dh0oX8661qQ
ReplyDelete